Jenis nama batu akik paling populer dan kisaran harga batu akik di Indonesia

0 Comments


Tak dapat dipungkiri lagi jika batu akik saat ini telah menjadi salah satu jenis perhiasan dan aksesoris yang kian jadi primadona. Kepopuleran batu akik saat ini pun seakan sudah tak terbatas lagi baik oleh usia maupun gender. Tua, muda, pria maupun wanita kini telah kepincut dan menjadi penggemar setianya.

Ya, keindahan batu akik memang seakan memiliki daya tarik yang begitu kuat terhadap siapa pun yang melihatnya. Kilaunya yang beraneka ragam dan warna ditambah dengan kejernihannya, pamor batu akik pun menjadi semakin terangkat ke permukaan. Batu akik yang dahulu kala identik dengan orang tua dan bapak-bapak pun saat ini telah bergeser hingga merambah ke berbagai lapisan masyarakat dari berbagai status dan kelas sosial.

Setidaknya ada lebih dari 10 jenis batu akik yang saat ini tengah populer di Indonesia dengan daya tariknya sendiri-sendiri. Ada yang menjadi trend karena kilaunya seperti topaz atau blue sapphire, warnanya yang berkilau seperti kalimaya dan keunikannya seperti batu dengan berbagai jenis bentuk dan beraneka macam motif. Berikut adalah nama-nama

1. Batu Bacan (Maluku)
Batu bacan mulai populer di Indonesia semenjak tahun 2010an. Kepopuleran batu Bacan mulai terbentuk melalui opini publik yang mengatakan bahwa mantan Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono disebut-sebut di media pernah memberikan batu bacan kepada Presiden Amerika Serikat, Barack Obama untuk dijadikan cinderamata. Sentimen pasar pun akhirnya menggiring opini masyarakat yang mendongkrak harga batu bacan sekaligus menaikkan prestis batu khas Maluku ini. Batu bacan yang sebelumnya biasa-biasa saja saat ini harganya pun melonjak bahkan mampu tembus hingga harga puluhan bahkan ratusan juta rupiah untuk sebuah batu bacan yang berkualitas.


Harga batu bacan doko di pasaran antara Rp 800 hingga Rp 5 juta (tergantung ukuran/karat)

2. Batu Sisik Naga Enrekang (Sulawesi Selatan)
Batu sisik naga Enrekang yang merupakan batu jenisseptarian nodule yang akhir-akhir ini mulai tenar di masyarakat pecinta batu. Sesuai namanya, Enrekang, batu akik ini disinyalir pertama kalinya ditemukan di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Andi Sulolipu, seseorang yang berasal dari Taneta Riang, Masampu, Bone dipercaya menjadi salah satu orang pertama yang menemukannya tanpa sengaja pada tahun 2014 lalu. Penemuan batu unik bermotif sisik naga tersebut ia dapatkan pada tanggal 5 Februari 2014 lalu saat ia tengah iseng mencari batu di sungai yang namanya hingga saat ini masih ia rahasiakan. (sumber: regional.kompas.com).


Harga batu sisik naga Enrekang di pasaran antara Rp 300 ribu (kecil), Rp 600 ribu (medium) dan Rp 1 juta (besar). Harga relatif berubah tergantung permintaan pasar serta keunikan motif batu.

3. Batu Black Opal Kalimaya (Banten)
Kalimaya terbagi menjadi beberapa jenis tergantung dari warna dan asalnya. Salah satu yang paling banyak dicari dan populer di kalangan kolektor maupun pecinta batu adalah kalimaya black opal asal Banten yang berwarna hitam dengan pendar warna-warni yang terpancar apabila terkena cahaya. Di Indonesia, fenomena ini disebut kembang jarong (jika ukuran pendaran warna-warninya cukup besar) dan kembang rintik (apabila ukuran pendaran warna kecil dan banyak menyerupai titik-titik air hujan). Selain Kalimaya Black Opal, terdapat juga jenis kalimaya teh yang berwarna kuning seperti air teh dan kalimaya susu yang berwarna putih seperti warna susu namun pamornya masih lebih di dominasi oleh kalimaya hitam atau black opal.


Harga kalimaya black opal di pasaran berkisar antara Rp 400 ribu (kecil), Rp 700 ribu (medium) dan Rp 3 juta (besar).


4. Batu Kalimaya Fire Opal (Wonogiri)
Fire Opal atau Opal Api yang berasal dari desa Giriwoyo, Wonogiri ini merupakan salah satu batu langka yang paling diburu oleh para kolektor. Bentuknya hampir mirip dengan kalimaya teh yang berwarna kekuningan, akan tetapi opal api memiliki warna yang lebih tua dengan pendaran warna menyerupai api yang terlihat sangat bagus.


Harga kalimaya fire opal dipasaran memiliki kisaran harga antara Rp 1 juta (kecil), Rp 2 juta (medium) hingga puluhan juta rupiah tergantung dari bentuk, ukuran serta kualitas warna.

5. Batu Akik Pancawarna Edong (Garut)
Merupakan salah satu batu akik lokal yang pada saat ini namanya tengah menanjak dipasaran batu akik Indonesia. Pancawarna Edong diambil dari nama penemunya yaitu Aki Edong yang berasal dari Garut. Saking melegendanya batu akik asli Garut ini bahkan namanya hingga terkenal ke berbagai negara, bahkan konon pernah dipakai oleh salah satu bangsawan dari Inggris. Keindahan dari batu akik Edong terletak pada motif yang terdapat pada batu tersebut. Warnanya lebih beragam dan lebih muncul ke permukaan yang membuat efek visual batu yang tampak lebih tebal dan dalam.


Harga batu akik Pancawarna Edong Garut berkisar antara Rp 1 juta hingga puluhan juta rupiah tergantung ukuran, motif warna dan tingkat kejernihan batu.

6. Pancawarna Klawing (Purbalingga)
Batu pancawarna klawing merupakan batu jenis Jasper (merah hati) yang juga dikenal dengan nama "Nogo Sui" oleh masyarakat Purbalingga. Namun dikarenakan batu ini banyak terdapat di sepanjang sungai Gintung dan sungai Kerawang yang bermuara ke sungai Klawing maka banyak orang yang kemudian memberinya nama batu pancawarna Klawing. Kualitas dari batu klawing terlihat dari corak atau inklusi dengan komposisi warna hijau 60% dan merah 40%.


Harga batu akik Pancawarna Klawing asal Purbalingga ini dipasaran dipatok dengan kisaran harga antara Rp 500 ribu rupiah hingga puluhan juta rupiah tergantung dari ukuran, komposisi warna serta kualitas serat batu.

7. Red Raflesia (Bengkulu)
Batu paling populer di Indonesia lainnya adalah red raflesia yang berasal dari Bengkulu. Keunikan dari batu jenis ini adalah dari komposisi warna merah yang bercampur dengan warna coklat atau oranye yang tembus apabila di senter. Batu red raflesia juga kerap disebut sebagai batu cempaka merah di Indonesia. Selain berwarna jernih yang mirip dengan kejernihan batu solar, beberapa jenis batu ini juga memiliki memiliki motif dengan berbagai bentuk sehingga ada juga yang memberikan nama batu motif Bengkulu.


Kisaran harga batu akik Red Raflesia saat ini berkisar antara Rp 1 juta rupiah untuk yang berukuran kecil dan medium hingga Rp 10 juta rupiah untuk yang ukuran besar.

8. Giok Aceh/Akik Sungai Dareh (Aceh)
Batu akik sungai dareh atau giok Aceh ini masih menjadi salah satu favorit para kolektor dan pecinta batu akik di Indonesia. Keunikan dari batu ini adalah warna hijaunya yang memiliki tekstur warna menyerupai giok. Sesuai namanya, batu yang berasal dari Sungai Dareh ini termasuk batu yang memiliki mutu internasional dengan standar kekerasan hingga 7 mohs atau hampir setara dengan bacan.


Kisaran harga batu akik sungai dareh di Indonesia saat ini cukup bervariasi, dari mulai Rp 350 ribu untuk ukuran kecil, Rp 1 juta - Rp 2 juta untuk ukuran sedang dan puluhan juta rupiah untuk yang berukuran besar.

9. Akik Kecubung/Amethyst (Kalimantan)
Akik kecubung atau amethyst memiliki warna ungu yang khas. Mirip dengan jenis akik lavender namun memiliki warna ungu yang lebih gelap. Batu level menengah ini memiliki 2 varian, yaitu kecubung Kalimantan yang memiliki warna kebiru-biruan serta kecubung wulung yang berwarna gelap yang akan terlihat warna ungunya jika disinari dengan senter.


Kisaran harga batu akik jenis amethyst yang asli dan berkualitas baik berkisar antara Rp 200 ribu hingga di kisaran 1 jutaan.

10. Batu Zamrud (Kalimantan)
Batu akik populer berikutnya adalah batu jenis zamrud Kalimantan atau natural green obsidian. Keistimewaan dari batu zamrud adalah warna hijaunya yang terang dengan serat yang bersih mirip quartz. Oleh sebabnya banyak orang yang menggolongkan batu asli Indonesia ini ke dalam kategori batu mulia daripada ke dalam kategori batu akik.


Kisaran harga batu akik zamrud Kalimantan sangat berwariasi tergantung dari ukuran, tingkat kecerahan warna, keaslian serta jenis potongannya. Untuk zamrud yang berukuran kecil harganya masih berkisar ratusan ribu, namun untuk yang ukuran sedang bisa mencapai 10 juta rupiah lebih. 


You may also like

No comments: